ROCKER ARMS KW 2

1.
Material Rocker Arms KW 2
Untuk mengetahui jenis material pada rocker arm kita dapat menggunakan metallografi. Metallografi merupakan ilmu jenis material pada sebuah benda dengan mengambil sampel yang cukup mewakili daripada benda tersebut. Setelah mengambil sampel maka sampel diperlakukan
sesuai dengan ASTM A3-11, standar persiapan sampel metallografi, lalu sampel diamati
strukturnya dengan menggunakan mikroskop cahaya dengan perbesaran 500X.
Dari pengamatan diatas didapatkan bahwa terdapat beberapa
fasa yang berada pada rocker arm, yakni austenite
sisa berwana putih, lalu martensit
yang seperti jarum.Selain itu juga terdapat banyak pengotor yang menunjukkan
kualitas daripada rocker arm tersebut. diperkirakan material dari rocker arm kw
2 adalah medium carbon steel(S45C) yang biasa digunakan dalam produksi part
pada otomotif.
Medium
Carbon Steel (S45C) atau AISI 1045
Baja karbon adalah material logam yang terbentuk dari unsur utama Fe dan unsur kedua yang berpengaruh padasifatnya adalah karbon, sedangkan unsur yang lain berpengaruh menurut prosesntasenya.S45C
merupakan salah satu jenis daripada baja karbon. Baja ini memiliki kandungan
karbon sekitar 0,3-1,7% sehingga S45C
tidak hanya memiliki sifat ulet dan
mudah dibentuk tetapi juga memiliki kekerasan yang sedang. Berikut adalah sifat mekanik daripada baja
S45C
Sifat Mekanis:
Densiti : 7.86 g/cm3
Modulus Young : 190 – 210 GPa
Kekuatan Tarik : 400-510 MPa
Kekuatan Luluh : 205-245 MPa
Poisson’s ratio : 0.26
Kekerasan : 160 BHN
T lebur : 1430oC
Baja ini termasuk baja karbon medium karena besarnya
kandungan karbon sekitar 0.43 – 0.50 wt%. Berdasarkan diagram fasa Fe-Fe3C maka dapat dilihat bahwa fasa yang seharusnya terbentuk dengan
pendingan isotermal adalah perlit dan ferit.
Aplikasi yang biasa
digunakan untuk material ini seperti ram hidrolik, shafts dan juga fastener untuk kekuatan sedang dan kuat.
Baja ini utamanya digunakan pada aplikasi yang membutuhkan kekuatan tinggi dan
juga keuletan dan ketangguhan yang tinggi (atlas metal). Hal ini disebabkan
karena struktur yang terdapat pada baja ini yaitu gabungan fasa pearlite yang
cukup keras digabungkan dengan fasa ferrite yang memiliki keuletan yang sangat
baik.
Fasa Pada Rocker Arm
Berdasarkan hasil
pengamatan daripada mikroskop cahaya, maka rocker arm terbentuk oleh beberapa
fasa yaitu
Austenit
Fasa austenite pada
material rocker arm dapat dilihat dari bercak-bercak putih, ini merupakan
sisa-sisa daripada austenite yang belum terbentuk menjadi martensit dalam
proses perlakuan panas dalam produksi rocker arm. austenit
merupakan fasa yang terbentuk pada terbentuk
pada temperatur 1140 derajat celcius, dengan kelarutan karbon 2,08%. Kelarutan
karbon akan turun menjadi 0,08% pada 723 derajat celcius. Fasa ustenite
terlihat jelas pada gambar di bagian Ferrite di atas, berwarna putih. Hal ini
menunjukkan bahwa fasa ini memiliki ketahanan karat yang lebih baik daripada
fasa yang lain. Austenit memiliki struktur Kristal FCC yaitu Face Centered Cubic.
Fasa Martensit
Martensit merupakan fasa yang terbentuk akibat
pendinginan cepat sehingga karbon terlambat berdifusi keluar. Martensit
memiliki sifat kekerasan yang tinggi karena memiliki struktur Kristal Body
Center Tetragonal (BCT) seperti gambar dibawah. Semakin tinggi kadar karbon
pada austenite yang didinginkan maka semakin besar pula kemungkinan austenite
sisa yang terbentuk seperti pada material rocker arm. Martensit berperan besar
dalam nilai kekerasan daripada rocker arm.
Perbedaan daripada kualitas
pada material terletak daripada jumlah pengotor yang ada, pengotor dapat
mengurangi sifat mekanis suatu material sehingga makin banyak pengotor maka
semakin kecil sifat makenisnya. Pengotor dapat dihindari dengan menggunakan
control yang baik pada proses pemanasan pada produksi. Semakin baik control
pada proses produksi maka semakin baik pula kualitas dari material yang
dihasilkan. Pada rocker arm ini terdapat banyak pengotor berupa noda-noda hitam
sehingga kualitasnya rendah, tidak heran ditempatkan pada kualitas KW 2.
2. Penggunaan Rocker Arms
Rocker Arms
(Tuas Katup dalam Bahasa Indonesia) merupakan sebuah alat yang diciptakan oleh
Jonathan "Rundle" Bacon pada abad ke 19. Rocker arms adalah sebuah
tuas dinamis yang mengubah gaya putar pada camshaft lobe menjadi gaya linear
yang membuka dan menutup valve. Penggunaan rocker arms ini pada umumnya adalah
pada mesin-mesin
berpiston, seperti mesin mobil,
motor, kapal, dan mesin pesawat pada zaman PD II.
3. Persebaran di Masyarakat
Persebaran rocker arms di masyarakat
cukup baik. Jika ingin melihat statistic persebaran rocker arms kw 2 di
masyarakat maka tidak ada. Walaupun tidak ada data yang jelas tentang
persebaran rocker arms kw 2, penulis meyakini bahwa rocker arms kw 2 selalu ada
di setiap bengkel. Penulis pernah bertanya kepada salah satu bengkel motor di
wilayah depok tentang apakaha terdapat
rocker arms kw 2 dan jawabannya iya. Akan tetapi ketika penulis menanyakan
tentang keberadaan rocker arms kw 3, bengkel tersebut tidak menjualnya. Mereka
juga mengatakan bahwa biasanya bengkel motor maupun mobil lebih banyak menyediakan 3 jenis kualitas
saja yaitu original, kw 1, dan kw 2. Dengan demikian begitu dapat disimpulkan
bahwa jika kita pergi ke bengkel maka peluang bengkel tersebut menjual rocker
arms kw 2 adalah besar. Berdasarkan hal ini berarti distribusi penjualan rocker
arms kw 2 yaitu lebih banyak terpusat pada kota-kota besar seperti Jakarta,
Surabaya, Bandung, Medan dan kota besar lainnya
.
4.
Proses Pembuatan
Material yang
dipakai untuk membuar rocker arms berbeda-beda, tapi biasanya rocker arm terbuat dari bronze atau metal cas iron.
Rocker arm diproduksi oleh pabrik manufaktur dengan cara di casting. Material
rocker arm berbeda-beda, tergantung kualitas rocker arm tersebut. Material
penyusun rocker arm dilelehkan dan dimasukkan ke dalam cetakan yang sudah
disediakan. Selebihnya dipoles sesuai dengan produk rocker arm yang telah
didesain. Rocker arm menjadi sangat penting karena dialah yang akan mengatur
bukaan katup bagi pasokan bahan bakar dan udara ke dalam ruang mesin. Bila
katup yang dipicu rocker arm tidak terbuka, maka masalah mesin mati. Bila
terjadi kesalahan dalam proses produksi, maka rocker arm akan dengan mudah
patah, maka dari itu rocker arm dibuat dari bahan metal yang tidak mudah patah
saat rocker arm tersebut mengalami pergesekan kontinu saat kendaraan
dinyalakan.
Biasanya
rocker arm KW akan lebih mudah mengalami perpatahan. Bila rocker arm mengalami
perpatahan, biasanya cara memperbaikinya adalah dengan melakukan sistem
pengelasan. Teknik klasik ini masih digunakan untuk rocker arm karena rocker
arm sendiri berbahan dasar material logam sederhana yang masih mudah untuk
dilakukan teknik pengelasan.
5.
Kelebihan Rocker Arms KW 2
Kelebihan
rocker arms kw dua jika dibandingkan dengan rocker arms material original yaitu
lebih murah harganya dan mudah didapat. Selain itu jika dibandingkan dengan
rocker arms yang memiliki kualitas dibawah kw 2 maka material rocker arms ini
lebih baik. Rocker arms kw 2 memiliki struktur material yang hamper sama dengan
struktur material rocker arms original, sehingga dengan biaya yang lebih murah
masyarakat mendapatkan barang dengan kualitas yang cukup.
6.
Kekurangan Rocker Arms KW 2
Rocker arms kw 2 pun memiliki kekurangan
didalam penggunaannya, berikut analisa kekurangan rocker arms kw 2 dengan
tambahan ilustrasi foto mikroskopik material rocker arms original dengan
material rocker arms kw 2.
Analisa
Menurut
mikrostruktur yang dapat dilihat di atas bahwa pada rocker arms didominasi fasa
martensite (warna hitam) lalu terdapat juga austenite sisa(titik – titik putih)
yang dapat mengurangi kekuatan dari material tersebut. Lalu dapat kita lihat
pada rocker arms KW 2 titik – titik putih atau austenite sisanya lebih banyak
daripada grade original. Kesimpulannya
adalah pada rocker arms KW 2 karena banyaknya austenite sisa yang terdapat pada
material tersebut maka pengerasan material menjadi tidak optimal maka benda
tersebut kekerasannya berkurang dibandingkan grade original. Lalu ada juga yang
disebut presipitat atau pengotor. Presipitat ini tidak bisa dikontrol, sehingga
membuat material menjadi lemah. Kesimpulannya, kekurangan dari rocker arms KW 2
ini kekerasannya kurang baik dan agak lemah karena austenite sisa yang cukup
banyak dan presipitat yang tak terkontrol
Referensi:
§
0 comments