Informasi Seputar Dunia Teknik Mesin

FTUI

Informasi, Teknologi, Sains, dan Teknik Mesin

Sunday, January 25, 2015

Cihanjuang






Hari ini merupakan hari yang ditujukan untuk survei dan penandatanganan LoA mengenai proposal hibah nasional yang bertemakan turbin air openflume. Saya dan teman saya yaitu Dimas Arif Fadilah berangkat ke Cihanjuang-Bandung. Kami berangkat bersama dua dosen Teknik Mesin UI, yaitu pak Budiarso dan pak Ahmad Indra. Kami berangkat pukul 7.15 wib dari Depok menggunakan mobil pak Budiarso.
Diperjalanan banyak topik obrolan yang mengalir. Diantara topiknya yaitu mengenai  jokowi, pembangunan jalan tol di depok, korupsi, narkoba, bahkan sampai penerapan pancasila di indonesia (yang buka topik ini pak Ahmad Indra). Bicara masalah pancasila, pasti temen-temen teknik mesin ingat tentang mata kuliah komputasi numerik kan?
Setelah beberapa lama perjalanan akhirnya pada pukul 8.57 wib, kami istirahat di kilometer 19, disana kami makan bersama. Saya makan bubur dan minum teh manis. Tentunya makannya gratis hehe soalnya dibayarin. Bicara masalah tempat peristirahatan di jalan tol, ternyata pengaruh juga ya ke harga barang disana, saya beli pulsa 10rb harganya lumayan mahal 17ribu loh. Hm.. gk bisa ngomong banyak, mungkin harganya disesuaikan dengan jarak dari kota terdekat. Gimana kalo dipedalaman ya. Harga pulsa 10rb bisa 30rb kali haha.
Perjalanan dilanjutkan kembali pada pukul 9.04 wib dan sampai di cihanjuang pukul 11 lewat 35 wib.
Di awal pertemuan kami disambut dengan hangat oleh pak Edi dan pak Sanusi. Di ruang pertertemuan kami disuguhi dengan minuman khas daerah cihanjuang yaitu bandrek. Bandrek ini merupakan produk dari pak Edi juga loh, selain turbin microhidro. Kalo kita orang kota mungkin bandrek itu hampir sama dengan bajigur.
Tidak lama setelah bercakap sebentar, lalu kami langsung diajak untuk ke ruang meeting. Di ruang meeting pak Sanusi langsung presentasi mengenai profil dari CV Cihanjuang Inti Teknik. 20 menit presentasi, lalu kami langsung diajak berkeliling pabrik. Saat berkeliling kami melewati proses produksi dari minuman bandrek dan juga turbin mikrohidro. Ternyata di pabrik proses mikrohidro terdapat mesin bubut dengan dudukan yang besar, yang sebelumnya saya belum pernah lihat. Seperti inilah penampakan tempat produksi turbin microhodro dengan rentang kapasitas 0.5 kW sampai 80 kW. Setelah berkeliling lalh kami istirahat makan siang.



Makan siang selesai, saatnya untuk berkeliling ke workshop microhidro yang posisinya tidak jauh dari pabriknya. Secara jarak tidak jauh, tapi medannya itu loh yang sangat menantang, jalur dengan sudut elevasi hampor mencapai 60 derajat. Tapi rasa lelah terbayar setelah melihat turbin mikrohidro. Inilah penampakannya.

Selesai dari workshop kami, kembali ke pabrik. Di sana agenda akhir adalah penandatanganan  LoA. Sebelum penandatanganan pak Edi mengobrol dulu dengan kami. Diantaranya pak Edi menanamkan semangat positif kapada saya dan Dimas untuk bisa mengembangkan kekayaan alam di Indonesia, khususnya untuk pembangkit dengan sumber tenaga air. Kalau istilah pak Edi, pembangunan energi berasaskan ekonomi. Tujuannya yaitu agar dapat memajukan ekonomi masyarakat di pedalaman dengan tersedianya listrik. Dan satu lagi yang saya tangkap dari pak Edi, tentang masalah devisa negara. Jika dibandingkan negara amerika yang membangun sebuah fasilitas ulang alik dengan Indonesia yang memproduksi mobil timor lebih menguntungkan yang mana?
Jawaban dari kita saya yakin indonesia yang memproduksi mobil timor, karena acuan kita dari biaya produksinya yang lebih murah. Tapi apakah kita melihat dari sudut pandang devisa negara?
Pak Edi menjelaskan, bahwa di China perkembangan teknologi itu diberikan secara bebas. Dalam hal ini bluprint dari suatu teknologi diberikan secara cuma cuma kepada setiap perusahaan. Maka tidak heran kalau kita pergi ke China maka ada mobil yang sama namun mereknya berbeda. Ya kalai di indonesia gambarannya mungkin antara Avanza denga Xenia. Dari sudut pandang devisa negara, anggap saja perusahaan di China yang memproduksi turbin mikrohidro standar harganya 10 juta. Turbin tersebut lantas dibeli negara dan dijual kembali ke luar China dengan harga 5 juta. Loh kol dijual 5 juta? Apa gak rugi negara China? Dengan santai pak Edi menjelaskan, uang 10 juta yang dikeluarkan negara untuk membeli turbin tersebut tidak akan keluar dari China, akan tetapi sebaliknya yaitu uang 5 juta dari hasil penjualan ke luar China merupakan pemasukan untuk negara.  Secara singkatnya uang 10 juta hanya berputar di dalam China dan terdapat pemasukan sebesar 5 juta. Jadi ekonomi negara meningkat. Seperti itulah penjelasan dari pak Edi yang berkesan menurut saya.
Setelah ngobrol, LoA langsung ditanda tangani. Dan saatnya kami untuk pulang. Dan saat pulang saya diberi oleh oleh oleh pak Budiarso yaitu bandrek buatan pak Edi. Yea, terimakaaih pak Budiarso. Terima kasih juga untuk pak Edi, pak Sanusi, pak Harmoko yang telah menyambut kita dan telah memberikan ilmu tentang turbin mikrohidro. Semoga kedepannya kerjasama antara Teknik Mesin Universitas Indonesia dan CV. Cihanjuang Inti Teknik dapat berjalan dwngan lancar.
Sekian dulu ya tulisan dari saya. Saya pakit pulang, oya saya lupa kalau asa jadwal mengaja. Ya allah semoga perjalanan pulang lebib cepat sehingga saya tidak mengecewakan murid saya. Amin.
Sampai bertemu di tulisan saya berikutnya ya.
Terima kasih
Share this post

0 comments

:) :-) :)) =)) :( :-( :(( :d :-d @-) :p :o :>) (o) [-( :-? (p) :-s (m) 8-) :-t :-b b-( :-# =p~ :-$ (b) (f) x-) (k) (h) (c) cheer

My Blog List

 
Posts RSS Comments RSS Back to top
© 2014 Andika Bakti Wijaya @FTUI ∙ Designed by Andika Bakti Wijaya
Released under Andire Publish